Tahun ini, Kemdikbud membuat terobosan baru dalam memperbaiki sistem
ujian nasional. UN tidak lagi menjadi sebagai syarat kelulusan.
Kemdikbud juga merintis pelaksanaan UN
online. Tahun 2015 sejumlah sekolah pada jenjang SMP, SMA, dan SMK ditunjuk
sebagai perintis
piloting penyelenggaraan Ujian Nasional Online ini. Sekolah lainnya
masih akan tetap melakukan UN secara offline. Kemdikbud merencanakan di
tahun ajaran 2019/2020, semua sekolah akan melaksanakan Ujian
Nasional secara Online.
Wacana Ujian
Online ini sebenarnya sudah direncanakan sejak
beberapa tahun yang lalu, tetapi baru dilaksanakan tahun ini. Usulan
tersebut dilatarbelakangi oleh munculnya berbagai kendala dan
kecurangan pada pelaksanaan UN secara manual. Tahun 2013, waktu
pelaksanaan UN di sejumlah daerah diundur karena soal yang belum
diterima oleh panitia UN, naskah soal yang rusak, masih ada kasus
kebocoran, kecurangan, dan kesalahan dalam kode soal UN sehingga
merugikan peserta UN. Oleh karena itu, UN Online menjadi sebuah upaya
untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.
Apa sih keunggulan ujian Online?
- Menghemat Anggaran, anggaran UN yang jumlahnya mencapai ratusan
milyar tersebut dapat ditekan. Kebutuhan untuk mencetak soal tidak
diperlukan lagi. Kemdikbud hanya memerlukan server dan internet yang
tangguh.
- Jumlah keterlibatan personil akan lebih sedikit. Proses pencetakan
master soal UN tidak lagi memerlukan banyak orang seperti saat ini. Jumlah
pengawas juga bisa lebih diefektifkan, dalam artian walau pelaksanaan
UN perlu diawasi mulai dari tahap persiapan sampai pelaksanaannya,
tetapi jumlah personil yang terlibat dalam pelaksanaan UN bisa ditekan.
- Praktis. Ujian Online ini akan membuat semua hal menjadi lebih
praktis baik bagi panitia, pengawas ataupun peserta. Mereka tidak perlu
di repotkan dengan banyaknya kertas soal dan LJK. Cukup mengerjakannya
di komputer, laptop, atau gadget.
- Meminimalisasi kecurangan dan kebocoran naskah soal atau
kunci jawaban UN. Dengan UN Online, soal dapat di bikin sedemikian
variatif (misalnya urutan soal yang keluar tiap anak berbeda) sehingga
akan lebih sulit untuk terjadinya kebocoran. Selain itu peserta pun
akan lebih sulit dalam mencontek.
- Hasilnya dapat diketahui secara cepat. Dengan komputer, penghitungan
benar dan salah dapat dilakukan dengan sangat cepat dan tepat.
Namun, tentunya perubahan sistem ini pasti membutuhkan perhatian
khusus untuk Kemdikbud. Kemdikbud harus dapat menyiapkan infrastruktur
yang baik, kekuatan server dan internet yang baik , komputer dan
laptop yang cukup memadai bagi peserta UN, admin yang terlatih, dan
juga alur kerja bagaimana sistem online ini berjalan. Banyak sekali PR
untuk Kemdikbud jika ingin membuat sistem ujian online ini berhasil.
(dikutip dari berbagai sumber)